Saturday, December 6, 2008

UYUP-UYUP SIAN TANO MANDAILING GODANG PANYABUNGAN

Uyup-uyup Batang ni Eme
Entah masih seperti dulu saat panen di Tanah Mandailing Godang. Saat itu bila panen tiba, teman-temanku yang kebetulan orang tuanya berprofesi sebagai seorang petani, akan mengajakku pergi ke sawahnya. Ke sana untuk melihat ayah dan ibunya menyabit padi hasil sawahnya. Di sawah tempat ayahnya menuai panennya, kami akan bermain di sana, melihat semua sanak saudaranya ikut membantu memanen sawah.
Di sana kami akan membuat batang padi menjadi seperti sebuah suling. Memotongnya sepanjang kira-kira 10 Cm. Salah satu ujungnya disengaja memilih batang yang mempunyai buku sehingga lobangnya tertutup dan salah satunya merupakan lubang terbuka. Kemudian di dekat buku batang padi yang bertutup itu, akan kami buat lobang kecil sehingga berbentuk seperti suling. Batang padi yang tekah diolah menjadi seperi suling ini disebut Uyup-uyup. Sangat enak kedengaran suaranya. Apalagi pada ujungnya dibuat corong sebagai pengeras suaranya. Biasanya corongnya dibuat dari daun kelapa. Daun kelapa ini diambil satu helai, dililitkan pada ujung Uyup-uyup dan dibentuk menjadi sebuah terompet. Suaranya akan semakin keras kederngaran.Ini sangat membuat senang anak-anak. Dimana-mana di daerah Panyabungan selalu membuat yang demikian bila panen telah tiba. Tapi sekarang saya tidak pernah melihatnya lagi. Apakah saya yang tidak melihatnya lagi karena memang mainan ini sudah tidak disukai anak-anak ?Mandailing generasi sekarang lagi?
Ini salah satu cerita tentang saat-saat panen di Panyabungan. Tapi walau saya tak melihatnya lagi, saya masih ragu bila di perkampungan yang lebih kepedalaman, masih suka permainan ini. Permainan Uyup-uyup di Mandailing merupakan tradisi anak-anak yang patut dibanggakan.
Saya menuliskan ini karena saya sering membaca tulisan Uyup-Uyup pada seorang Blogger yang berasal dari Mandailing Godang, yang menamai Blognya dengan Bulung Gadung?Mandailing. Nampaknya dia seorang pecinta seni, adat dan budaya yang amat sangat. Yang katanya telah hidup di perantauan. Karena itu ia tergugah menjadi Blogger dari Mandailing. Sekian dari saya, Mr. Tanjung Panyabungan. Di penghujung tulisan ini kutuliskan sebuah pantun Mandailing:
Silalat di Angkola, Bulunggadung di Mandailing.
Ulang lalat ho amang sikola, harani bujing-bujing.
Keterangan:
Silalat di Angkola: Silalat artinga Daun Ubi.
Bulung gadung: Daun Ubi.
Angkola: Nama Daerah.
Mandailing; Nama Daerah.
Ulang Lalat ho amang sikola harani bujing: Jangan lalai di Sekolah sebab gadis.
Bila anda ingin lebih jauh mengetahui tentang adat di Tanah Mandailing, saya menuliskan sedikit cerita mengenai Adat Mandailing disini